Kamis, Juli 10, 2025
spot_img
spot_img

6 Ekor Kerbau Mati Di Serang Penyakit Ngorok, Diskanak Sarolangun Intens Lakukan Vaksinasi 

Masyarakat Dihimbau Waspada Beli Ternak Dari Luar Daerah 

Tim dokter hewan Diskanak Sarolangun saat melakukan vaksinasi ternak kerbau di Desa Tanjung

KABAR SAROLANGUN – Dalam rentan waktu pada bulan Juni hingga Juli 2025, sebanyak enam ekor ternak kerbau dilaporkan mati akibat di serang penyakit.

Kadis Peternakan dan Perikanan (Diskanak) Kabupaten Sarolangun Setiadi, S.Pt mengatakan ternak kerbau yang mati tersebut diakibatkan terkena serangan penyakit SE (Septicaemia Epizootica) atau penyakit ngorok pada kerbau.

Penyakit SE ini merupakan penyakit hewan yang bersifat akut dan fatal, disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan dan dapat menyebabkan kematian mendadak pada kerbau dan sapi.

” Di bulan Juni dan Juli ada kasus tiga desa, yakni Kel Sarkam 1 ekor mati, desa tanjung 2 ekor mati, dusun dalam tiga ekor mati,” kata Setiadi, Rabu (09/07/2025) kepada media online kabarsarolangun.com.

Dijelaskan Setiadi, penyakit SE pada kerbau memiliki berbagai macam gejala, seperti Demam dan lesu, Pembengkakan subkutan dan gangguan pernapasan, Air liur berlebihan dan keluarnya cairan dari mata dan hidung, Sulit bernapas dan suara ngorok khas serta ada Gangguan pencernaan dan pendarahan.

Kadisnakan Kabupaten Sarolangun Setiadi, S.Pt

Untuk mencegah penyakit SE ini, pihaknya intens melakukan vaksinasi serta mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya peternak untuk rutin melakukan pembersihan kandang secara teratur dengan desinfektan.

” Di Kelurahan Sarkam sudah di lakukan vaksinasi dan tidak ada kasus Dan sedang berlangsung di desa tanjung dan dusun dalam. Kemudian Kita sudah lakukan terhadap ternak yang sakit sudah dilakukan vaksinasi sebanyak 9 ekor di desa tanjung, di dusun dalam ternak yang masih sehat dan ada kontak dengan yang sakit dokter hewan turun ke lapangan dan lakukan vaksinasi,” katanya.

” Di desa Pulau Melako, 75 ekor di vaksin dan di desa Pulau lintang di vaksin bulan februari dan kita jadwalkan sekarang vaksinasi ulang bersamaan di Desa Tanjung Gagak,” kata dia menambahkan.

Akibat kematian ternak kerbau ini tentu berdampak terhadap kerugian secara ekonomi bagi peternak sehingga hal ini menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Sarolangun melalui Diskanak Kabupaten Sarolangun.

Maka dari itu, lanjut Setiadi, berharap agar kedepannya dilakukan penambahan anggaran untuk ketersedian vaksin serta bantuan dari Pemerintah Provinsi Jambi.

” Minta Pemerintah Kabupaten Sarolangun dan Pemerintah Provinsi support untuk beli vaksin, insa Allah Minggu depan akan kita jemput vaksin 500 dosis di Provinsi Jambi mudah-mudahan cukup,”katanya.

Kegiatan vaksin ternak kerbau di Desa Dusun Dalam
Tim dokter hewan saat melakukan pengecekan ternak kerbau

Selain itu, Setiadi juga menghimbau kepada masyarakat Sarolangun apabila membeli ternak kerbau atau sapi agar di perhatikan kesehatan ternak dan melaporkan kepada diskanakan untuk dilakukan pengecekan sehingga apabila ada penyakit SE bisa dilakukan tracking.

” Karena informasi, masyarakat ada yang membawa kerbau dari daerah luar yang sudah terkena penyakit SE, sementara penyakit SE ini di Sarolangun sudah menjadi endemic,” katanya.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU