Minggu, Juli 6, 2025
spot_img
spot_img

Ada Makna Lagu Mars Sarolangun, Begini Kata Ismet Sang Pencipta Lagu

Ismet sang pencipta lagu mars Sarolangun saat dibincangi media kabarsarolangun.com 

KABAR SAROLANGUN – Lagu mars Sarolangun yang baru tercipta setelah 24 tahun usia Kabupaten Sarolangun berdiri sejak dimekarkan tahun 1999 silam, ternyata lagu tersebut memiliki makna yang sangat berarti untuk menaruh harapan Kabupaten Sarolangun bisa berkembang maju dan mempertahankan adat, budaya serta alam yang dituangkan dalam sebuah lagu mars Sarolangun.

Lagu mars yang diciptakan oleh aktivitas seniman, pemerhati budaya dan lingkungan, Ismet yang dikenal sebagai Ismet Raja Tengah Malam, mengatakan bahwa lagu mars Sarolangun ini lahir dari inisiatif para anak muda dengan kolaborasi sahabat yang didalamnya ada BPC HIPMI Sarolangun, Karang Taruna, Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Sarolangun.

Melalui diskusi bersama, dalam momentum Sarolangun festival 2023, disepakati untuk membuat lagu mars Sarolangun, sehingga lirik, recording, pengisian suara serta instrumen lagu pun diciptakan dengan durasi lebih kurang selama tiga menit.

” Kita inisiatif coba menulis, awal cerita sarolangun hulu hilir dari batang Asai ke Mandiangin, Bathin VIII ke Singkut setiap penjuru. Akhirnya apa sich Sarolangun secara utuh, makanya kita kembangkan melalui isi lagu itu,” katanya, Minggu (15/10/2023) kepada media kabarsarolangun.com.

Berikut lirik lagu mars Sarolangun

Kini sudah tiba saatnya kita, maju bersama
Membangun negri sarolangun tercinta
Beragam suku adat dan budaya, kaya alamnya
Merawat negri sarolangun tercinta

Dari batang asai ke mandiangin
Darilah singkut ke bathin lapan
Kusut benang usai dengan kepalo dingin
Kito duduk basamo di balai panjang
Berlandaskan pancasila

Sepucuk adat serumpun pseko
Negri tanah lahir yang harus kito jago
Seinduk bak ayam serumpun bak serai
Turun temurun warisan puyang kito
Sepucuk adat serumpoun pseko
Tegak lestarikan budayo lamo

Kampung bapagar adat tepian bapagar baso
Buat kato seiyo, bapayung janji samayo
Alam nanbarajoo..oo..oo

Kata Ismet, makna dari lagu mars tersebut juga tersirat bahwa segala urusan persoalan di Sarolangun sebenarnya bisa diselesaikan secara adat budaya Sarolangun yang ada sejak lama, sebab menurutnya Sarolangun ini merupakan satu keluarga yang dalam adat Sarolangun mengantarkan Seinduk Bak Ayam, Serumpun Bak Serai.

” Berarti kita ini setumpuk benar, satu darah, satu keluarga yang bisa menyatukan Sarolangun secara utuh. Kita semua selain punya tanggung jawab bersama untuk membangun Sarolangun, di usia 24 tahun sudah menentukan mau dibawa kemana kedepan Sarolangun,” katanya.

Diharapkan juga melalui lagu mars Sarolangun bisa diakui oleh seluruh lapisan masyarakat bahwa pada prinsipnya Kabupaten Sarolangun memiliki lagu mars Sarolangun, seperti lagu Indonesia raya.

Dimana dalam lagu mars Sarolangun juga bicara tentang daerah sarolangun yang harus dirawat dan dijaga, memiliki pesan semangat, pesan persatuan, pesan untuk menjaga nilai-nilai peradaban yang ada di Kabupaten Sarolangun yang tercinta.

” Makanya kami selaku generasi muda peran apa yang bisa kami beri melalui profesi yang kami miliki, seperti hipmi bicara UMKM, pemberdayaan ekonomi, saya sebagai seniman bergerak juga di lingkungan, budaya, saya pikir kolaborasi ini cocok sebagai anak muda punya peran masing-masing,” katanya.

Selain itu, Lagu Mars Sarolangun yang diciptakan kurang lebih selama dua Minggu itu pun merupakan yang pertama kali ada lagu mars Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi, dan untuk mendapatkan hak perlindungan hukum, Lagu Mars Sarolangun inipun langsung di Daftarkan Ke Kemenkumham untuk mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

” Alhamdulillah di apresiasi oleh pemerintah dan di dorong akhirnya kita ciptakan lagu mars dan bahkan sudah mendapatkan Hak Cipta berupa sertifikat HAKI, yang sudah kita serahkan langsung kepada bapak Penjabat Bupati Sarolangun di malam penutupan Sarolangun festival kemarin,” katanya.

Ia juga bersyukur Kabupaten Sarolangun saat ini dipimpin oleh pemimpin yang memiliki perhatian terhadap adat dan budaya daerah Sarolangun, pariwisata hingga peradaban masyarakat Sarolangun meskipun hanya di jabat oleh Penjabat Bupati Sarolangun, Dr Ir Bachril Bakri, M.App, Sc.

” Kita bersyukur dapat pemimpin yang barokah ada mengangkat budaya peradaban, wisata, mudah mudahan kedepan ini menjadi sejarah bahwa ini harus dilakukan sampai kapanpun untuk pemimpin berikutnya. 24 tahun ini awal Sarolangun ini harus lebih berkembang pesat lagi dan maju lagi dengan berkolaborasi dengan anak muda yang kreatif dan berbakat,” katanya.

Ismet Raja Tengah Malam saat menyerahkan Sertifikat HAKI Lagu Mars Sarolangun Kepada PJ Bupati Sarolangun Bachril Bakri

Sementara itu, Ketua BPC HIPMI Sarolangun Beek Rison juga turut menjelaskan terkait proses terciptanya lagu mars Sarolangun ini, yang diawali dari studi tiru ke Kabupaten Jember dan Banyuwangi, bersama Penjabat Bupati Sarolangun.

Dalam studi tiru, BPC HIPMI Sarolangun yang turut hadir bersama melihat bahwa Di Kabupaten Jember ada lagu mars daerah, sehingga terpikir kenapa tidak di Kabupaten Sarolangun juga ada lagi mars Sarolangun.

” Alhamdulillah waktu itu kita ada kesempatan di ajak pak bupati studi ke Jember dan Banyuwangi. Alhamdulillah disitu kita banyak dapat pelajaran, salah satunya, kita bandingkan Sarolangun belum ada lagu mars, dan di jember sudah ada lagu mars,” katanya.

Selain itu, kata pengusaha kopi kawan ini juga menyebutkan melalui lagu mars sarolangun, pihaknya ingin merubah mindset kalangan anak muda khususnya dan masyarakat sarolangun pada umumnya, bahwa Sarolangun ini disebut dengan kepanjangan Saro membangun, sehingga simbol itupun beredar luas apalagi di zaman media sosial saat sekarang ini.

” Sering kita dengar, di telinga bahwa Sarolangun itu apa kepanjangan, saro membangun, itu yang beredar di pasaran. Melalui lagi mars ini untuk menepis konotasi negatif dan simbol yang melemahkan generasi muda, dan kita anak muda memunculkan simbol baru melalui lagu mars Sarolangun ini,” katanya.

” Sama dengan kegiatan Sarolangun festival ini harus anak muda, karena kami pikir Sarolangun festival adalah simbol layaknya peringatan HUT RI. Diskusi kami sebelum lanjut ke pencipta, diskusi dengan kolaborasi pemuda sahabat, apa simbol yang kita munculkan, dan melalui Sarolangun festival kita buat menimbulkan simbol baru,” kata dia menambahkan.

Dengan adanya lagu mars Sarolangun, Beek Rison berharap konotasi informasi negatif tersebut dapat berkurang dan semangat dari lagu ini bisa di sebar dan bisa membuat orang merinding sebagaimana lagu Indonesia raya yang membuat merinding menyanyikannya, supaya juga ada Keberlanjutan nilai dari generasi ke generasi melalui lagu mars ini.

” Harapan kita kepada pemerintah bagaimana mensosialisasikan agar mars ini melekat dan mendarah daging ke semua elemen masyarakat, dan semua pihak kami juga berharap masukan, karena kami bicara dengan pencipta bahwa lirik kita belum sempurna seutuhnya, tapi kami pikir tidak perlu ada pembanding nantinya, dan saran dan kritikan tentu tetap kita terima supaya budaya kita untuk berembuk itu memang di jaga,” katanya.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU