Oleh : Jelita Asti Rahayu, S,IP., M.A
Jabatan : Sekretaris Kelurahan Arenjaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi
Sebagai : Mahasiswa Program Studi Doktor Fakultas Ilmu Administrasi Kampus Jakarta Universitas Brawijaya Tahun 2024
KOTA BEKASI – Sebagai salah satu kota metropolitan penyangga DKI Jakarta, menghadapi tantangan besar dalam memberikan pelayanan publik yang merata bagi 2,4 juta penduduknya yang tersebar di 12 kecamatan. Salah satu inisiatif penting untuk menjawab tantangan ini adalah pembentukan Satgas Pamor di tingkat Rukun Warga (RW).
Saat ini, sebanyak 1.013 RW di Kota Bekasi telah memiliki Satgas Pamor yang bertugas menjadi penghubung langsung antara pemerintah dan masyarakat. Satgas ini tidak hanya berperan dalam pelayanan administratif, tetapi juga menjalankan fungsi sosial lainnya seperti distribusi bantuan, pendampingan pemberdayaan ekonomi, dan komunikasi kebutuhan masyarakat secara langsung kepada pemerintah.
Keberadaan Satgas Pamor menjadi fondasi bagi inovasi pelayanan publik, khususnya dalam bidang administrasi kependudukan (adminduk). Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi melihat potensi besar Satgas Pamor untuk mendekatkan pelayanan adminduk kepada masyarakat, sehingga lahirlah inovasi “Halo Pamor.” Inovasi ini secara strategis memanfaatkan fungsi Satgas Pamor untuk mempercepat dan mempermudah akses layanan adminduk, seperti pengurusan KTP, akta kelahiran, dan dokumen administrasi lainnya.
Satgas Pamor menjadi ujung tombak pelaksanaan Halo Pamor. Mereka bertugas menjemput dokumen yang diperlukan langsung dari rumah warga, memfasilitasi proses administrasi melalui sistem digital maupun manual, dan mengembalikan hasilnya kepada warga tanpa menimbulkan beban tambahan. Dalam pelaksanaan sehari-hari, Satgas Pamor juga memberikan panduan kepada masyarakat terkait prosedur administrasi, membantu kelompok rentan seperti lansia atau mereka yang kurang familiar dengan teknologi, dan memastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam pelayanan publik.
Efektivitas Satgas Pamor terlihat jelas selama masa pandemi COVID-19, ketika mobilitas masyarakat sangat terbatas. Dengan pendekatan yang aktif dan fleksibel, Satgas Pamor berhasil membantu menjaga keberlangsungan layanan adminduk. Data Disdukcapil menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah dokumen yang berhasil diproses melalui Halo Pamor sejak program ini diluncurkan.
Hal ini mencerminkan keberhasilan kombinasi antara pendekatan berbasis komunitas dan inovasi teknologi.
Selain mendukung layanan administrasi, Satgas Pamor juga memperkuat peran sosialnya dengan mendistribusikan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak pandemi, memfasilitasi kegiatan pemberdayaan ekonomi di tingkat lokal, dan menjadi sumber informasi terpercaya bagi warga. Dengan adanya Satgas Pamor, warga merasa lebih dekat dengan pemerintah, menciptakan kepercayaan dan kepuasan terhadap pelayanan publik.
Meskipun keberadaan Satgas Pamor telah membawa perubahan positif, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah akuntabilitas tugas dan fungsi (tupoksi) Satgas Pamor yang belum termonitor secara real-time. Hal ini dapat menghambat evaluasi dan optimalisasi pelayanan, terutama di wilayah dengan populasi besar. Tantangan ini juga menjadi peluang untuk memperluas kapasitas Satgas Pamor melalui pelatihan lebih intensif, dukungan teknologi berbasis digital, dan kolaborasi lintas sektor.
Penulis : Jelita Asti Rahayu, S,IP., M.A
Editor : A.R Wahid Harahap