
KABAR SAROLANGUN – Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Sarolangun saat ini tengah fokus dalam menggenjot potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel dan restoran.
Kepala BPPRD Sarolangun H Syailullah, S.Sos, MH mengatakan bahwa memang selama ini para objek pajak hotel dan restoran masih belum optimal dalam melakukan pembayaran pajak.
Sehingga belum lama ini, ada objek pajak yang di tindak dengan dilakukan penutupan sementara oleh tim gabungan.
“Kita evaluasi dalam beberapa Minggu atau bulan ini, dengan adanya penutupan kemarin respon objek pajak baik. Kita pantau mana yang bayar dan yang tidak,” katanya, Kamis (31/03/2022).
Saipullah juga menjelaskan bahwa untuk meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran ini, pihaknya sudah menempatkan sedikitnya 30 unit alat M-POS ke tempat objek pajak sebagai alat pencatat pajak sehingga mudah terpantau oleh pihaknya.
“Pemegang M-POS sudah bersedia mematuhi aturan yang ada, kemarin memang ada 30 M-POS untuk pencatat pajak itu bagi yang tidak itu sudah kita peringatkan dan kemarin sudah ada penutupan menjelang pajak itu,”katanya.
Namun dari evaluasi yang dilakukan, ada beberapa alat M-POS mengalami kerusakan dan terkendal sinyal sehingga memang kedepan harus dilakukan perbaikan.
Selain itu, pihaknya juga mengalami kekurangan alat M-POS ini agar semua objek pajak hotel dan restoran bisa dipasang alat tersebut.
“Selama ini ada faktor kendala bagi objek pajak, alat M-POS ini rusak dan terkendala sinyal seperti di wong solo. Kemudian kendala bagi pemilik rumah makan, dengan adanya membayar pajak banyak orang tidak mau makan karena pembayaran pajak yang tambah tinggi,” katanya.
“Mudah-mudahan kedepan pajak dari hotel dan restoran ini meningkat. Tapi kita kekurangan mesin kemarin dan hotel yang kita pasang itu cuman hotel sayang dan hotel king dan kita tetap akan berupaya untuk menambah alat M-POS ini,” kata dia menambahkan.(Ks1)