Sabtu, Agustus 2, 2025
spot_img
spot_img

Hari Bumi Ke-55, Kemenag Sarolangun Gelar Penanaman 1 Juta Pohon Matoa Serentak Se-Indonesia

Kasubbag TU Kemenag Sarolangun Afrizal saat melakukan penanaman pohon matoa di MAN 1 Sarolangun

KABAR SAROLANGUN – Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Sarolangun melaksanakan kegiatan Gerakan penanaman 1 juta pohon matoa secara serengan di seluruh wilayah Indonesia, di jajaran Kementerian Agama, Selasa (22/04/2025), di MAN 1 Sarolangun.

Hal itu dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Mentri Agama (KMA) Nomor 244 Tahun 2025 Tentang Program Prioritas Menteri Agama Tahun 2025-2029 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI No. 182 Tahun 2025 tentang Gerakan Penanaman 1 (satu) Juta Pohon Matoa dalam rangka peringatan Hari Bumi ke-55 tahun 2025.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kemenag Sarolangun Drs H M Syatar, S.Ag diwakili Kasubbag TU Afrizal, S.Pd.I, MH, Kepala MAN 1 Sarolangun Salimin, S.Pd.I, para kepala sekolah Madrasah di lingkungan Kemenag Sarolangun, jajaran Kemenag Sarolangun, KUA, serta para guru dan siswa sekolah.

Kasubbag TU Kemenag Sarolangun Afrizal, S.Pd.I, MH

Kasubbag TU Kemenag Sarolangun Afrizal mengatakan Gerakan ini, merupakan implementasi salah satu di antara delapan program prioritas (Asta Protas) Menteri Agama Nasaruddin Umar, yaitu Program Ekoteologi dengan tujuannya meningkatkan kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai agama, menciptakan lingkungan hidup yang lebih hijau, dan menginspirasi umat beragama untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

” Asta Protas Menteri Agama RI, Penguatan Ekoteologi berupaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan pelestarian lingkungan, seperti gerakan penanaman pohon. Pendekatan yang menekankan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam semesta,” katanya.

Kasubbag TU Afrizal menyerahkan pohon matoa
Poto bersama

Afrizal menjelaskan dipilihnya pohon Matoa dalam gerakan penanaman pohon ini karena memiliki manfaat ekologis dan ekonomis, sekaligus mencerminkan kekayaan biodiversitas Indonesia. Selain itu, Matoa sebagai pohon endemik Papua yang mudah beradaptasi, kuat, dan memiliki nilai ekologis, sosial, serta spiritual, menjadi simbol tanggung jawab manusia terhadap ciptaan Tuhan.

” Simbol harapan dan keberkahan bagi masa depan, serta harapan untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” katanya.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU