Kamis, November 6, 2025
spot_img
spot_img

Jelang Launching, Kepala DPPKB Sarolangun Jupri Paparkan Inovasi Besti Catin Ke Calon Pengantin Dan Pasangan Baru Menikah 

Kolaborasi Dengan Kemenag Sarolangun Dalam Bimbingan Perkawinan Catin 

Kepala Kemenag Sarolangun M Syatar, Kepala DPPKB Sarolangun Jupri, Kasi Bimas Islam Abdullahim, Kabid Perlindungan Anak Rahmiaini

KABAR SAROLANGUN – Menjelang dilakukan launching inovasi baru Bebas Stunting Calon Pengantin (Besti Catin), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sarolangun melakukan simulasi edukasi dan sosialisasi inovasi tersebut bagi calon pengantin dan pasangan baru menikah.

Hal itu dalam rangka upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting di wilayah Kabupaten Sarolangun, dengan kolaborasi bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sarolangun, Kamis (18/09/2025) di Kedai Coffe, Desa Pasar Singkut, Kecamatan Singkut, dalam kegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) Calon Pengantin Mandiri Tahap II Tingkat Kabupaten Sarolangun Tahun 2025.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Kemenag Sarolangun Drs H M Syatar, S.Ag, yang turut dihadiri Kepala DPPKB Sarolangun Jupri, SE, Kasi Bimas Islam Kemenag Sarolangun H Abdullahim, S.Ag, Kabid Perlindungan Anak DP3A Sarolangun Rahmiaini, M.Ps.I, Kabid Kesmas Dinkes Sarolangun Rosalinda, S.Km, Kabid KKK Eki Susanti, S.Pd, Para peserta kegiatan Bimtek Dan Jajaran Kemenag Sarolangun.

Kepala DPPKB Sarolangun Jupri saat memaparkan inovasi besti Catin dengan materi mempersiapkan keluarga bahagia

Dalam kesempatan tersebut, Kepala DPPKB Sarolangun Jupri memaparkan langsung inovasi Besti Catin tersebut dengan materi pokok mempersiapkan keluarga bahagia. Pencegahan stunting ini merupakan program nasional, astacita bapak presiden dalam peduli penanganan stunting yang dinamakan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).

” Besti Catin ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Pemerintah nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting salah satu sasarannya adalah calon pengantin,” katanya.

Kata Jupri, pentingnya pemahaman bagi pasangan calon pengantin maupun pasangan yang baru menikah tentang bagaimana melakukan pencegahan stunting di setiap kelahiran anak.

” Kami dari DPPKB Sarolangun berfokus kepada pembinaan terkait pencegahan stunting, memang penanganannya itu di pangkal, maka kita lakukan inovasi baru Besti Catin,” katanya.

” Kalau sudah stunting, tentu sulit untuk diobati. Stunting bisa digambarkan bahwa terjadinya kekurangan gizi kronis secara berulang-ulang dalam waktu yang lama,” kata dia menambahkan.

Terobosan DPPKB Sarolangun dalam inovasi besti Catin ini, lanjut Jupri, memiliki tujuan untuk melahirkan generasi berkualitas sejak pranikah, mempersiapkan diri secara mental, kesehatan serta memahami kewajiban dan hak dalam rumah tangga, mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, serta membentuk keluarga yang berkualitas dan bahagia.

” Kita harapkan dengan upaya yang kita lakukan bisa menekan angka stunting. Ada delapan fungsi keluarga, yakni Fungsi agama, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi Perlindungan, Fungsi Sosial Budaya, Fungsi reproduksi, Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, Fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan,” katanya.

Kepala DPPKB Sarolangun Jupri, SE

Jupri menambahkan keluarga bahagia juga memerlukan kesiapan yang matang, dukungan pemerintah dan masyarakat. Diimana saat pemerintah sangat mendukung dalam mewujudkan keluarga berkualitas di masa depan, menuju Indonesia Emas 2045.

” Keluarga berencana itu keren. Jarak lahir yang ideal dan baik itu adalah lima tahun. Pertumbuhan Penduduk Harus dikendalikan, kemudian jadi perhatian kita masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Kita juga masih ada program unggulan kemendukbangga quick win, yakni ada Genting, tamasya, GATI, Sidaya dan SuperAps Keluarga,” katanya.

Dikatakan Jupri, dalam pencegahan stunting masyarakat perlu memperhatikan khusunya para calon pengantin maupun pasangan baru menikah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya stunting. Diantaranya usia pernikahan harus 19 tahun, Pola asuh anak yang baik dan benar, calon ayah tidak terpapar rokok, pemenuhan asupan gizi yang seimbang, sanitasi yang layak dan kualitas air bersih yang baik.

” Pencegahan stunting ini, Dimulai dari skrining calon pengantin tiga bulan sebelum menikah. Kami berharap apa yang kami sampaikan ini dapat diimplementasikan oleh adik-adik sekalian dalam membangun rumah tangga mewujudkan keluarga berkualitas dan bahagia, sakinah mawaddah warahmah,” katanya.

Disamping itu, Jupri juga mengapresiasi kepada Kemenag Sarolangun yang telah berkolaborasi dengan pihaknya selaku DPPKB Sarolangun dalam kegiatan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, tentunya kedepan kegiatan seperti ini akan terus dilanjutkan dan di koordinasikan untuk kegiatan pembinaan kepada para calon pengantin, khususnya dalam kegiatan program Besti Catin.

” DPPKB tidak hanya mengurus pelayanan KB tetapi mengurus semua dari mulai kita belum lahir sampai lanjut usia, itu diurus kemendukbangga/BKKBN. Kita melakukan pembinaan kepada remaja, kita lakukan advokasi, edukasi dan sosialisasi bagaimana upaya kita untuk mencegah pernikahan dini,” katanya.

Kepala DPPKB Sarolangun Jupri memaparkan inovasi besti Catin penuh riang gembira
Poto bersama cegah stunting

Diketahui, Pemerintah Kabupaten Sarolangun meraih Juara I atas penilaian kinerja Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dalam aksi delapan konvergensi pencegahan stunting tahun 2025 yang diterima oleh Bupati Sarolangun H Hurmin pada awal bulan Juli 2025 yang lalu.

” Harapan kita penilaian percepatan pencegahan dan penurunan stunting dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun Hurmin-Gerry Trisatwika tetap bisa menjadi yang terbaik,” katanya.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU