
KABAR SAROLANGUN – Kebakaran rumah yang terjadi di Desa Tendah, Kecamatan Cermin Nan Gedang, beberapa waktu lalu masih meninggalkan duka dan kesedihan mendalam bagi para korban.
Meski tidak ada korban jiwa, namun harta benda milik warga hangus di lalap si jago merah, yang kejadiannya begitu cepat berlalu karena kejadiannya di musim kemarau, cuaca panas dan angin yang kencang berhembus membuat api cepat menjalar ke rumah-rumah warga.
Dari pantauan media ini di lapangan yang turun langsung ke lokasi, terlihat masyarakat setempat hanya bisa mengumpulkan dan mengambil puing-puing sisa kebakaran yang bisa dimanfaatkan.
Rumah-rumah warga yang jumlahnya belasan itu habis di lalap yang rata dengan tanah, hanya terlihat bangunan mesjid yang masih kokoh berdiri persis di samping rumah warga yang habis tak bersisa tersebut.
Salah seorang warga yang menjadi korban kebakaran rumah inipun berhasil di temui media ini di lokasi kejadian.
Namanya Bapak Fuadi beserta istrinya, yang meratapi kesedihannya dengan melihat rumahnya sudah tak berdiri seperti dulu, hanya tersisa puing-puing.
Diceritakan Fuadi, pada saat kejadian itu, ia baru saja pulang dari sawah dan tidak tahu akan terjadi kebakaran. Saat sampai di rumahnya, iapun membuka baju dan tudung yang dipakai. Baru saja meletakkan baju dan parang, api yang besar sudah muncul di depan rumahnya.
” Api pertama muncul di depan rumah saya ini, dan itu berlalu begitu cepat, karena angin berhembus ke arah rumah saya, jadi api cepat menyebar,” kata Fuadi, bercerita saat dijumpai kabarsarolangun.com, Jumat (06/10/2023).

Dikatakan Fuadi, Api yang begitu cepat menjalar, membuat dirinya beserta istri tak bisa berpikir jernih lagi, bahkan tak sempat menyelamatkan harta benda yang ada di dalam rumah.
Mirisnya, istrinya yang sudah masuk ke kamarpun tak sempat berpikir harta benda apa yang bisa diselamatkan, sang istri hanya bisa membawa satu buah setrika dari dalam kamar.
” Tidak bisa menyelematkan nian, tau tau api sudah sampai ke rumah saya, sedangkan uang tunai saja tidak bisa di selamatkan. Istri saya juga sudah sempat masuk ke dalam kamar, namun yang bisa dibawa hanya setrika,” katanya.
Iapun menyebutkan akibat kebakaran itu, harta bendanya berupa mesin perontok padi, bajak, mesin cucian motor, sepeda motor, habis dilalap api. Mirisnya lagi, padi yang disimpan di belakang rumah pun tak tersisa dengan total 800 kg, ditambah beras lebih kurang 200 kg, sehingga total padi dan beras mencapai 1 ton.
” Ada 16 karung padi, ini mau panen lagi ini, sekitar 8 pikul ( 800 kg.red) dan beras di totalkan 1 ton. Ada juga mesin perontok padi habis, bajak habis, mesin cuci motor, bahkan sepeda motor, dokumen kependudukan, dan sebagainya,” katanya.
Ia juga menjelaskan pada saat kebakaran tersebut, Mobil Pemadam Kebakaran tiba di lokasi setelah rumahnya hangus di lalap api, dan sedikitnya ada 14 rumah yang rata dengan tanah dengan jumlah 30-an Kepala Keluarga.
Atas kondisi itu, Iapun menaruh harapan yang besar agar Pemerintah Kabupaten Sarolangun maupun Pemerintah Provinsi Jambi bisa memberikan bantuan, bukan hanya sembako, tetapi juga alat mesin pertanian, yang dirinya sangat butuhkan sebagai pekerjaan utama dalam menghidupi keluarga.
” Kalau bisa cepat di urus untuk bantuan dari pemerintah daerah. Dan saya yang sangat butuhkan itu alat mesin pertanian, karena saya disini juga itulah pekerjaan saya dan juga saya banyak membina petani di CNG,” katanya.
Penulis : A.R Wahid Harahap