KABAR SAROLANGUN – Pemerintah Desa Suka Jadi, Kecamatan Bathin VIII membuat terobosan baru dalam meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat dengan memanfaatkan anggaran Dana Desa yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat.
Kali ini, Pemerintah Desa Suka Jadi melakukan program budidaya cabe merah di lokasi tanah Khas desa seluas 1 hektar lebih. Menariknya, di lokasi tersebut Pemerintah Desa juga menanam pohon sawit yang juga untuk program kemandirian desa di masa yang akan datang.
Program ketahanan pangan melalui tanaman cabe ini pun mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sarolangun. Penjabat Bupati Sarolangun Henrizal beserta sejumlah pejabat turun langsung ikut melakukan panen raya cabe merah bersama kelompok tani teratai Desa Suka Jadi, Kamis (22/12/2022) sore.
Meskipun jarak dari desa suka jadi menuju lokasi kebun cabe dengan jarak 8 Kilo meter itu, tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk melakukan budidaya cabe merah, yang menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Kades Suka Jadi, Andik Ariyanto, S.Pd.I mengatakan bahwa memang untuk dana desa ada menu 20 persen untuk program ketahanan pangan. Pihaknya pun memanfaatkan dana tersebut untuk budidaya cabe merah dan budidaya semangka.
” Kalau tanaman ini lebih kurang 12 ribu batang dengan luas 1 hektar lebih, dan Panen raya ini menghasilkan cabe sebanyak 140-150 kg per satu kali panen, dan totalnya sudah hampir 1 ton cabe merah yang sudah di panen dari 7 kali panen dalam satu bulan terakhir ini,” katanya.
Dari hasil panen tersebut, kata Andik tentunya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk program ketahanan pangan, karena masyarakat membeli cabe merah ini dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan beli di pasar.
” Masyarakat di desa suka jadi, membeli cabe merah dengan sistem COD dengan memesan kepada ketua RT dengan harga 25 ribu perkg dengan harga tengkulak, dan hasilnya tentu akan jadi khas desa, untuk kembali lagi kedesa,” katanya.
Saat ini, kata Andik, pihaknya mengharapkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sarolangun, khususnya dalam memperhatikan akses jalan perkebunan dan pertanian masyarakat. Sebab, akses jalan sepanjang 8 Kilo meter ini kondisinya hanya bisa dilalui oleh kendaraan double cabin.
” Kami minta dukungan dan support bahwa sudah ada jalan yang bisa dilewati oleh kendaraan roda empat namun belum ada pengerasan, yang biasa di gunakan untuk akses transportasi bagi masyarakat dalam mengangkut hasil pertanian dan perkebunan masyarakat. Mudah-mudahan dengan support bapak bupati dan dinas terkait, kita bisa membantu masyarakat dan bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Penulis : A.R Wahid Harahap