Jumat, Januari 24, 2025
BerandaDAERAHSejumlah Desa Di Kecamatan Limun Deklarasikan Desa Anti PETI, PJ Bupati Sarolangun...

Sejumlah Desa Di Kecamatan Limun Deklarasikan Desa Anti PETI, PJ Bupati Sarolangun Bachril Bakri Buat Program Khusus 

Para kepala desa di kecamatan limun saat deklarasikan Desa Anti PETI dan Desa Tangguh PETI

KABAR SAROLANGUN – Dalam rangkaian kegiatan puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kabupaten Sarolangun tahun 2024, sejumlah desa di Kecamatan Limun Deklarasikan sebagai Desa Anti Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dan Desa Tangguh PETI, Rabu (12/06/2024) di Desa Monti, Kecamatan Limun.

Desa anti PETI dan Desa Tangguh PETI ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Sarolangun bersama kolaborasi aparat keamanan TNI, Polri dan forkompinda untuk mengajak masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup yang indah, sejuk dan nyaman serta jauh dari aktivitas PETI.

Para kepala desa yang hadir dalam kegiatan tersebut selain mendeklarasikan sebagai desa anti PETI dan Desa tangguh PETI juga melakukan penandatangan pakta integritas, dengan bunyi sebagai berikut :

1. Siap Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup di Wilayah Kabupaten Sarolangun;

2. Siap Menjaga dan Melarang Wilayah Desa Masing-masing Dari Kegiatan Peti Yang Dapat Merusak Lingkungan Hidup,

3. Siap Mencegah Segala Bentuk Yang Dapat Mengganggu Ekosistem Dan Merusak Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan PET);

4. Siap Menjaga dan Melarang Kegiatan PETI di Wilayah Desa Masing-masing;

5. Siap Bersama-sama Dengan Pemerintah dan Membantu Aparat Penegak Hukum Guna Menjaga dan Melarang Serta Menindak Kegiatan PETI;

6. Siap Mengalihkan Fungsi Lahan Yang Telah Rusak Akibat PETI Menjadi Lahan Yang Produktif Sebagai Mata Pencarian

PJ Bupati Sarolangun Bachril Bakri saat menandatangani deklarasi Desa Anti PETI dan Desa Tangguh PETI

Penjabat Bupati Sarolangun Bachril Bakri pun menyambut baik atas komitmen para kepala desa dalam mewujudkan desa anti PETI dan Desa Tangguh PETI tersebut. Sebab, aktivitas PETI ini telah merusakkan tatanan lingkungan hidup, serta hal itu juga sebagai salah satu kejahatan lingkungan yang bahayanya bisa menyebabkan pencemaran air sungai.

” Sebanyak 57,76 persen pada tahun 2023 jumlah petani dari bertani menjadi PETI, Seperti di salah satu desa di kecamatan limun ada 195 pekerja dimana 53 orang itu adalah pekerja PETI, berdasarkan penelitian mahasiswa,” katanya.

” Kedepan harus kita buat Wilayah pertambangan rakyat harus dipetakan dulu supaya masyarakat bisa melakukan proses izin pertambangan rakyat, dimana masyarakat minimal 5 hektar,” kata dia menambahkan.

Bachril Bakri pun mengaku sangat bangga dalam memperingati hari lingkungan hidup sedunia ini difokuskan untuk menciptakan kesadaran bagaimana meningkatkan menjaga lingkungan hidup. Sebab, menurutnya kerusakan lingkungan telah menyebabkan perubahan iklim, kenaikan suhu udara, dan kenaikan suhu udara bisa menyebabkan kenaikan air laut 10 persen dan itu bisa menyebabkan bencana banjir.

” Mari kita sama-sama lingkungan hidup kita untuk anak cucu kita, kita ingin apa yang kita nikmati sekarang bisa dinikmati oleh anak cucu kita di masa mendatang. Kami dalam rangka hari lingkungan hidup ingin memanfaatkan areal eks peti sebagai areal pengembangan usaha ekonomi masyarakat tujuannya agar kerusakan lingkungan yang disebabkan peti bisa berkurang dan menurun,” katanya.

” Masyarakat yang melakukan aktivitas peti juga diharapkan berubah dan pindah menjadi kegiatan usaha lain seperti pengembangan ikan, kedua kita akan dukung pengembangan pertanian seperti jagung dan sawah,” kata dia menambahkan.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU