Kamis, Desember 11, 2025
spot_img
spot_img

Wabup Sarolangun Gerry Trisatwika Pimpin Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025, Sampaikan 7 Poin Penting

Wakil Bupati Sarolangun Gerry Trisatwika saat memimpin apel siaga bencana hidrometrologi

KABAR SAROLANGUN – Wakil Bupati Sarolangun Gerry Trisatwika, SE memimpin langsung pelaksanaan apel gabungan Siaga Bencana Hidrometeorologi (Banjir, Banjir Bandang, Tanah Longsor Angin Puting Beliung) Tingkat Kabupaten Sarolangun tahun 2025, Kamis (11/12/2025) di Lapangan Gunung Kembang Komplek Perkantoran Bupati Sarolangun.

Kegiatan tersebut dihadiri, Wakapolres Kompol Aswindo Indriadi, S.Kom, MH, Pabung Mayor CHK Dedy Afrizal, SH, MH, Kasi Intel Kejari Sarolangun Rikson Lothar Siagian, SH, MH, Ketua PN Sarolangun Novarina Manurung, SH, MH, Ketua PA Sarolangun Dr H Ahmad Ridha Ibrahim, S.HI, MH, dan Sekda Sarolangun Ir Muhammad Arief, RH, MUM.

Selian itu hadir juga para Asisten dan Staf Ahli Bupati Sarolangun, Kalaksa BPBD Sarolangun Solahuddin Nopri, SH, Para Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Para Camat, Kapolsek, Danramil se-Kabupaten Sarolangun serta jajaran personil Gabungan TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, BPBD, Dishub, Dinkes, PMI, Pramuka, Tagana, Manggala Agni.

Wakil Bupati Sarolangun Gerry Trisatwika beserta Forkopimda melakukan pemeriksaan pasukan

Dalam kegiatan tersebut, tampak Wakil Bupati Sarolangun Gerry Trisatwika bersama jajaran forkopimda melakukan pemeriksaan pasukan dan sarana prasarana penanganan bencana hidrometeorologi.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sarolangun Gerry Trisatwika mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan apel gabungan dan gelar Pasukan siaga bencana hidrometrologi Kabupaten Sarolangun 2025 ini bertujuan untuk memperkuat komitmen dan koordinasi lintas sektor dalam menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi yang meningkat pada musim penghujan.

” Kabupaten Sarolangun merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi bencana hidrometeorologi baik itu banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin puting beliung,” katanya.

Saat memasuki musim penghujan berdasarkan data prakiraan potensi banjir dan gerakan tanah yang dikeluarkan oleh BMKG dan surat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, maka diperlukan upaya kesiapsiagaan dan peringatan dini bencana hidrometeorologi bukan lagi kejadian insidental tetapi telah menjadi ancaman tahunan.

” Data menunjukkan bahwa frekuensi dan intensitas hujan terus meningkat akibat perubahan iklim Global. Oleh karena itu kesiapsiagaan kita harus semakin ditingkatkan melalui koordinasi, kecepatan respon dan kemampuan mitigasi yang lebih baik,” katanya.

Gerry Trisatwika juga menegaskan agar seluruh jajaran dan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan 7 poin penting dalam mengantisipasi serta penanganan bencana hidrometeorologi.

Poto bersama

Ketujuh poin tersebut yakni (1) pemetaan wilayah rawan bencana harus terus diperbaharui disertai edukasi mitigasi dan evakuasi. Hal ini penting agar masyarakat semakin sadar dan tangguh dalam menghadapi resiko bencana.

(2) Koordinasi antara pihak terkait baik itu BPBD, TNI, Polri, Instansi teknis dan relawan harus semakin terintegrasi didukung oleh sistem komando yang cepat, jelas dan responsif. (3) Kesiapan sarana prasarana dan logistik harus dijaga sehingga setiap pos siaga mampu bergerak cepat dan tepat saat dibutuhkan. (4) Terus melakukan pemantauan informasi prediksi cuaca dan potensi bencana.

(5) Mengidentifikasi tempat pengungsian termasuk infrastruktur pengungsian sesuai protokol kesehatan. (6) Memastikan ketersediaan Rambu dan jalur evakuasi. (7) Memastikan Upaya mitigasi seperti membersihkan saluran air, normalisasi Sungai, penanaman vegetasi berakar kuat.

” Bencana tidak dapat dihindari namun resiko dapat diperkecil melalui kesiapsiagaan kedisiplinan dan kerjasama lintas sektor, semangat gotong royong dan solidaritas menjadi kekuatan utama dalam menjaga keselamatan,” kata Gerry Trisatwika.

Disebutkannya, ksiapsiagaan bukan hanya soal peralatan dan pasukan tetapi juga tentang komitmen dan Sinergi dalam menghadapi bencana, tidak ada instansi yang bisa bergerak sendiri, sinergi antara pemerintah, aparat, relawan dunia usaha dan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan penanggulangan bencana

” Terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak terutama BPBD TNI Polri relawan dan masyarakat atas dedikasinya selama ini dalam menjaga Kabupaten Sarolangun dari berbagai ancaman bencana,” katanya.

Ia berharap kegiatan apel ini tidak hanya menjadi seremonial tetapi benar-benar menjadi ajang untuk mengukur kesiapan personil, peralatan dan sistem komunikasi kita di lapangan.

” Mari kita jadikan ini sebagai bagian dari ikhtiar kita bersama untuk mengurangi resiko bencana dan apel kesiapsiagaan ini menjadi momentum penting untuk memastikan seluruh komponen daerah siap serta dalam menghadapi potensi tantangan bencana di masa yang mendatang,” katanya.

Pemasangan pita tanda pasukan dalam siaga bencana hidrometeorologi
Poto bersama dalam komitmen pencegahan dan penanganan bencana hidrometeorologi 

Dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Sarolangun Gerry Trisatwika beserta jajaran forkopimda melakukan pemasangan pita sebagai tanda pasukan dalam siaga bencana hidrometeorologi serta diakhiri dengan Poto bersama.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU