Senin, April 21, 2025
BerandaDAERAHWaspada Musim Penghujan, Beberapa Kecamatan di Sarolangun Potensi Rawan Bencana Alam

Waspada Musim Penghujan, Beberapa Kecamatan di Sarolangun Potensi Rawan Bencana Alam

Penjabat Bupati Sarolangun Bachril Bakri saat diwawancarai awak media

KABAR SAROLANGUN- Memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten Sarolangun sudah tetapkan Sarolangun sebagai siaga bencana alam dengan cuaca (hidrometeorologi).

Hal itu dikatakan oleh Penjabat Bupati Sarolangun Dr Ir Bachril Bakri, M.App, Sc saat dirinya usai memimpin apel siaga, di lapangan gunung kembang, komplek Kantor Bupati, Kamis (21/12/2023).

Kata Bachril Bakri, di Kabupaten Sarolangun sendiri sangat rawan dan banyak potensi terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung, maupun bencana non alam seperti kebakaran rumah yang terjadi sewaktu-waktu.

Berdasarkan data rekapitulasi laporan kejadian bencana tahun 2023, hingga saat ini terdapat beberapa kejadian bencana yang terjadi, antara lain Bencana banjir di Kecamatan Pauh, Desa Sepintun. Kecamatan Cermin nan Gedang Desa Tendah, Kecamatan Sarolangun di Desa Ladang Panjang, Kecamatan Limun Desa Pulau Pandan dan Desa Muara Limun.

” Sementara bencana tanah longsor seperti di Kecamatan Cermin Nan Gedang di Desa Teluk Rendah, Kecamatan Mandiangin Desa Mandiangin Tuo dan Mandiangin Pasar dan Kecamatan Batang Asai di Desa Tambak Ratu dan Desa Muara Talang,”katanya.

Ia juga menyebut, bencana angin puting beliung Kecamatan Cermin Nan Gedang Desa Sungai Keramat. Kebakaran Kecamatan Cermin Nan Gedang Desa Tendah, Kecamatan Batang Asai Desa Muara Cuban.

” Untuk itu perlu adanya Pos-pos penanggulangan bencana dengan unsur pendukungnya seperti sarana dan prasarana dalam mengevakuasi di setiap daerah rawan bencana. Salah satu kelompok yang memiliki resiko tinggi terdampak akibat peristiwa bencana adalah kaum ibu dan anak anak, dimana keseharian mereka banyak dilingkungan permukiman dimana berbagai ancaman bencana dapat terjadi sewaktu-waktu,” katanya.

Ia juga minta, seluruh stakeholder memitigasi bencana secara masif terhadap seluruh itu pentingnya ada sosialisasi, komponen masyarakat terutama bagi kaum rentan korban bencana, edukasi, dan pelatihan.

Mitigasi bencana sendiri ditujukan agar masyarakat memiliki jiwa tanggap darurat, tidak sepenuhnya menunggu pemerintah bekerja, tapi saling gotong royong mengatasi bencana alam, dan dengan penanganan bencana yang tepat diharapkan dapat meminimalkan jumlah korban jiwa maupun material.

” Kepada semua pihak, khususnya daerah daerah yang sering terjadi bencana berulang tidak boleh lengah dengan kondisi ini, apalagi saat ini sudah masuk musim penghujan. Perlu Saya tegaskan bahwa penanggulangan bencana alam bukan hanya tugas Pemerintah Daerah, TNI, Polri, SAR, maupun instansi terkait saja, namun kita semua harus menyadari bahwa tanggap bencana merupakan panggilan kemanusiaan dan menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat,”katanya.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU