Kamis, September 11, 2025
spot_img
spot_img

Bupati Sarolangun Hurmin Sholat Jumat Dan Hadiri Sedekah “Turun Betaun” Masyarakat Desa Tanjung

Bupati Sarolangun H Hurmin, Tripika Kecamatan, Kades Tanjung dan tokoh agama serta tokoh masyarakat Desa Tanjung

KABAR SAROLANGUN – Bupati Sarolangun H Hurmin melaksanakan kegiatan sholat Jum’at berjamaah masyarakat di Masjid Al-Muawwanah Desa Tanjung sekaligus sedekah turun betaun masyarakat setempat, Jumat (25/07/2025).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala DPMPTSP Sarolangun Sahrudin, SE, MM, Anggota BAZNAS Sarolangun Drs M Saman Kamaludin, M.Pd.I, Tokoh masyarakat Tanjung Khairullah, S.Ag, M.Pd.I, Camat Bathin VIII Aryo L Fajrin, S.IP, Kapolsek Bathin VIII Iptu Eri Kurniawan, Kepala Desa Tanjung Irwan Akili, tokoh agama, tokoh pemuda serta segenap masyarakat Desa Tanjung.

Dalam sambutannya, Bupati Sarolangun Hurmin kegiatan ini tentunya bukanlah semata-mata tradisi turun ke ladang. Ini adalah wujud syukur, warisan budaya, dan simbol kuatnya kebersamaan masyarakat.

Bupati Sarolangun H Hurmin

Ia mendoakan semoga ladang subur, hasil panen berlimpah, masyarakat sejahtera, dan adat tetap terjaga sampai ke anak cucu.

” Di sinilah kita mengikat tali silaturahim, menyatukan langkah, menyusun niat, dan menanamkan semangat gotong royong untuk menyambut musim tanam dengan harapan yang besar,” katanya.

Dalam adat pegang pakai, Turun Bertahun merupakan sebuah waktu yang disepakati oleh masyarakat sebagai awal langkah dimulainya musim tanam, khususnya menanam padi, yang merupakan sumber kehidupan dan simbol kemakmuran.

Kata Hurmin, Turun Bertahun bukan hanya urusan tanah dan benih, tapi menyangkut keharmonisan manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan Allah Subhanahuwataala.

” Adat Melayu Kita mengatakan Kalau tak dipagar, binasalah ladang, Kalau tak dihulu, rusaklah batang. Kalau tak beradat, rusaklah bangsa, Kalau tak bersatu, runtuhlah nagari,” katanya.

Hurmin juga menyebutkan bahwa Tradisi turun bertahun juga menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur, yang telah mewariskan nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, musyawarah, tanggung jawab bersama, dan rasa syukur atas setiap rezeki yang diberikan Allah.

Masyarakat yang hadir
Doa bersama

Menanam Padi, merupakan simbol menanam sebuah Harapan untuk kehidupan. Menanam padi bukanlah pekerjaan mudah. Butuh tenaga, butuh waktu, dan hati yang sabar.

” Oleh karena itu, tradisi turun ke ladang ini kita laksanakan dengan doa dan kebersamaan, agar setiap benih yang ditanam menjadi berkah, setiap tetes keringat yang jatuh menjadi pahala,” katanya.

Selain itu, Di tengah arus zaman yang makin maju dan budaya luar yang makin masuk, tradisi adat ini hendaklah tetap di jaga dan di lestarikan. Karena kalau adat hilang, maka hilanglah jati diri suatu kaum. Oleh karena itu, nilai kebersamaan dan jiwa gotong royong harus menjadi simbol kekuatan dalam memajukan Desa.

” Inilah semangat kebersamaan yang harus kita jaga dan Kita wariskan kepada anak cucu kita, bahwa hidup di kampung bukan hanya hidup bersama, tapi hidup saling membantu, saling menguatkan dalam kebaikan,” katanya.

” Kepada para pemuda dan pemudi, saya berpesan jangan malu dengan adatmu, jangan tinggalkan warisan nenek moyangmu. Sebab dari sanalah engkau kenal siapa dirimu,” kata dia menambahkan.

Penulis : A.R Wahid Harahap

- Advertisment -spot_img

BERITA TERBARU