Pasar Pelawan dan Belasan Rumah Warga Terancam

KABAR SAROLANGUN – Akibat intensitas hujan yang tinggi belakangan mengakibat debit air sungai naik serta terjangan air sungai ke tebing sungai mengakibat Kantor Desa Pasar Pelawan, Kecamatan Pelawan mengalami Ambruk akibat tanah longsor, yang terjadi Selasa (15/04/2025) malam yang lalu.
Selain kantor Desa, rumah warga jug ada yang ambruk serta mengancam pasar tradisional pasar pelawan dan belasan rumah warga di sekitaran dekat dengan tebing sungai.
Dari pantauan media Kabarsarolangun.com ke lapangan, Kamis (17/04/2025) terlihat tanah longsor sepanjang 90 meter dengan lebar 20 meter mengakibat tanggul dan pagar yang dibangun rubuh, pondopo serta kantor desa tidak bisa digunakan lagi karena sudah hancur.
Kades Pasar Pelawan Basrizal, S.Sos.I, saat diwawancarai media ini mengatakan bahwa tanah longsor ini disebabkan curah hujan yang tinggi ditambah tebing sungai yang terus tergerus akibat terpaan debit air sungai yang beberapa bulan sebelum kejadian sudah nampak turunnya permukaan tanah.
” Ini cukup parah kami lihat tidak kurang 90 meter panjangnya dan lebar 20 meter lebih, kalau ini lambat ditangani akan berdampak terhadap pemukiman warga dan keberlanjutan pasar pelawan ini, karena kalau masih hujan intensitas tinggi masih sering terjadi longsor kecil dan kemungkinan ada longsor besar susulan karena patahan tebing ini sudah patah,” kata Basrizal, didampingi Sekretaris Desa Hamdani.

Kades Pasar Pelawan ini juga menyebutkan kedepan apabila tidak ditangani maka kemungkinan besar akan terus tergerus tebing sungai sehingga diharapkan tanggapan dan perhatian yang serius baik dari Balai Sungai Wilayah Sumatera, Pemerintah Kabupaten Sarolangun maupun Pemerintah Provinsi Jambi untuk mencarikan solusi terbaik melalui anggaran darurat sehingga longsor tidak berdampak luas lagi.
” Yang jelas kantor desa, pondopo, rumah sekira 13 rumah, kemudian pasar tradisional yang sudah ratusan tahun bakal hancur, orang sudah lari ke atas karena disini tidak memungkinkan lagi,” katanya.
” Selain itu putusnya akses dua desa kalai lambat tidak ditangani, karena merambat ke ujung sana. Tanggul yang runtuh ini dibangun tahun 2014 lalu karena tergerus air sungai, disini kan napal, kalau ada patahan langsung longsor,” kata dia menambahkan.
Penulis : A.R Wahid Harahap