Oleh: Muhammad Fakhri. HS

KABAR SAROLANGUN- Pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki peran penting sebagai fondasi awal dalam tumbuh kembang anak. Namun, transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar (SD) selama ini seringkali menjadi tantangan. Banyak anak merasa tertekan dengan perbedaan sistem pembelajaran yang drastis, dan tidak sedikit guru di SD masih berorientasi pada capaian akademik sejak hari pertama. Di sinilah pentingnya Program Transisi PAUD ke SD sebagai upaya membangun kesinambungan dan kesiapan belajar yang lebih baik.
Program Transisi PAUD ke SD yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Dasar Dan Menengah ini bukan sekadar wacana, tetapi sebuah langkah konkret menuju pendidikan yang lebih berpihak kepada anak. Program ini mendorong sekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, inklusif, dan tidak memaksakan calistung (membaca, menulis, berhitung) sebagai syarat masuk SD.
Mengapa program ini penting?
Pertama, setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Menyeragamkan kemampuan calistung di awal masuk SD justru menciptakan tekanan mental, menurunkan kepercayaan diri, dan membuat anak tidak menyukai sekolah sejak awal. Dengan transisi yang mulus, anak diberikan ruang untuk menyesuaikan diri secara sosial dan emosional.
Kedua, program ini memperkuat sinergi antara guru PAUD dan guru SD. Pendekatan yang kolaboratif akan membuat kurikulum dan metode pembelajaran menjadi lebih relevan dan berkesinambungan. Anak tidak merasa seperti “diputus” dari satu jenjang ke jenjang lain, tetapi merasa sedang melanjutkan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Ketiga, program ini juga mendorong peran aktif orang tua. Masa transisi bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga. Orang tua perlu memahami bahwa yang terpenting saat ini bukanlah anak bisa membaca atau berhitung lebih cepat, tetapi bagaimana mereka bisa bahagia, percaya diri, dan siap secara mental menghadapi dunia belajar yang baru.
Kempat, Anak-anak tidak membutuhkan target yang membebani, tetapi membutuhkan rangkulan dan kenyamanan. Mari kita bersama-sama tidak hanya fokus mencerdaskan, tapi juga memanusiakan manusia Jadikan sekolah sebagai rumah kedua yang aman, ramah, dan penuh cinta untuk tumbuh kembang generasi penerus bangsa tantangan tentu tidak sedikit. Masih ada sekolah yang mengharuskan tes calistung, ada pula guru yang belum siap meninggalkan pola pembelajaran lama. Perlu ada pelatihan berkelanjutan, regulasi yang ditegakkan dengan konsisten, serta pemahaman yang utuh dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah.
Sebagai masyarakat, kita perlu mengawal program ini agar benar-benar memberi dampak nyata. Transisi PAUD ke SD bukan sekadar perubahan administratif, tetapi perubahan cara pandang terhadap hak dan kebutuhan anak dalam pendidikan.
Karena pada akhirnya, pendidikan bukan hanya soal pintar di atas kertas, tetapi bagaimana anak tumbuh menjadi manusia utuh yang tangguh dan bahagia.
Penulis Adalah : Penggiat Pendidikan dan Pemerhati Sosial Budaya