KABAR SAROLANGUN – Penyakit infeksi Hepatitis Akut yang saat ini menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai oleh Kementrian Kesehatan RI, Puskesmas Mandiangin, Kabupaten Sarolangun mengambil langkah cepat untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan penyakit ini.
Kepala Puskesmas Mandiangin, dr Yoga mengatakan bahwa penyakit Hepatitis akut sudah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Saat ini di Indonesia sudah ada ditemukan 14 kasus Hepatitis akut yang kebanyakan dari Daerah Jawa.
“Untuk itu kita harus antisipasi karena hepatitis Akut ini yang tidak diketahui penyebabnya sudah dianggap kejadian luar biasa oleh WHO, meski baru satu kasuspun ditemukan,” katanya, Kamis (18/05/2022) kepada media online Kabarsarolangun.com.
dr Yoga juga mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai gejala umum bagi penderita penyakit Hepatitis akut berupa demam, mual, muntah, sakit perut, diare berat, kulit berubah warna jadi kuning, sclera mata berubah jadi kuning, warna air kencing seperti warna teh, dan warna BAB pucat.
“Kita lakukan sosialisasi masalah Hepatitis akut ini yang menyerang untuk anak usia dibawah 16 tahun dan ini sudah kami informasikan ke bidan desa juga,”katanya.
Jika menemukan gejala demikian, agar masyarakat untuk segera membawa berobat ke puskesmas untuk ditindaklanjuti dengan membawa ke rumah sakit dengan perawatan yang lebih intensif.
Namun, meski demikian masyarakat tetap dihimbau untuk tidak panik dan masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kesehatan diri dan keluarga secara baik.
“Harus segera di laporkan ke puskesmas untuk kita tindak lanjuti ke yang lebih tinggi atau ke rumah sakit,” katanya.
Ketika ditanya pasca lebaran ini, jumlah kunjungan pasien ke puskesmas apa saja penyakit yang ditangani. dr Yoga mengatakan pasca lebaran ini penyakit yang banyak ditangani pada penyakit yang tidak menular dikarenakan pola makanan yang tidak teratur.
“Pasca lebaran idul Fitri untuk Puskesmas Mandiangin banyak kejadian penyakit demam, ispa dan penyakit yang tidak menular seperti hipertensi, kolesterol, rematik yang juga banyak kasus karena pola makan di waktu lebaran tidak terkontrol, jumlahnya ada lebih dari 20 pasien,” katanya.(Ks1)